Kamis, 07 April 2016

Jenis-jenis Diabetes dan gejalanya




Diabetes tipe 1. Pada diabetes jenis ini, pankreas tidak bisa memproduksi insulin sama sekali. Sehingga, untuk bertahan hidup, penderita bergantung pada pemberian insulin dari luar dengan cara disuntik. Karena itu, diabetes ini juga memiliki istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Jumlah kejadiannya sangat langka, hanya sekitar 10% dari total diabetesi (penderita diabetes) di dunia dan kurang dari 1% di Indonesia. 

Diabetes tipe 1 biasanya mengenai anak-anak dan remaja. Faktor penyebabnya adalah infeksi virus atau reaksi auto-imun(rusaknya sistem kekebalan tubuh), yang merusak sel-sel penghasil insulin.

Gejala Penyakit Diabetes Mellitus Mengenali gejala diabetes tipe satu pada anak tak selalu mudah karena gejala-gejalanya sering disalah artikan sebagai penyakit flu. Selain itu gejala yang timbul terkadang baru muncul setelah penyakit berjalan cukup panjang. Anak dengan diabetes tipe 1 biasanya memiliki gejala awal sebagai berikut: 

1. Sering Buang Air Kecil Hal ini terjadi karena ginjal ingin membersihkan kelebihan glukosa dalam sirkulasi darah. Anak jadi lebih sering buang air kecil dan dalam jumlah yang besar. Mengompol juga bisa menjadi gejala adanya diabetes, terutama jika sebelumnya anak tak pernah mengompol. 

2. Sering Haus dan Banyak Minum Karena banyak cairan yang dikeluarkan, anak menjadi gampang haus. 

3. Berat Badan Menurun Tubuh tidak lagi bisa memproses glukosa untuk energi dan mulai memecah otot dan cadangan lemak untuk menghasilkan energi bagi sel-sel yang lapar. Karenanya meski nafsu makan anak normal tetapi berat badannya sulit naik. 

4. Mudah lelah Anak tampak kelelahan karena tubuhnya tidak mampu memproses glukosa untuk energi. 


Diabetes tipe 2. Inilah jenis diabetes yang diderita 90% para penderita diabetes. Diabetes jenis ini disebut juga diabetes life style karena selain faktor keturunan, penyebab utamanya adalah gaya hidup tidak sehat. "Sebanyak 90% diabetesi menderita DM karena pengaruh faktor keturunan. Tapi, faktor lingkungan dan gaya hidup adalah faktor pemicu terjadinya DM," jelas Prof. Sidartawan. Umumnya, diabetes tipe ini mengenai orang dewasa, tapi akhir-akhir ini juga banyak mengenai orang-orang yang lebih muda. 

Berbeda dari diabetes tipe 1 yang muncul tiba-tiba, diabetes tipe 2 berkembang sangat lambat, bisa sampai bertahun-tahun. Karena itu, gejalanya sering kali tidak jelas terasa. Penderita diabetes tipe 2 tidak mutlak memerlukan suntikan insulin karena pankreasnya masih menghasilkan insulin, tapi kerja insulin menjadi tidak efektif karena di dalam tubuh tengah terjadi resistensi insulin atau penurunan kemampuan hormon insulin menurunkan kadar gula darah. 

Saat terjadi resistensi insulin, pankreas harus bekerja keras memproduksi insulin sebanyak-banyaknya untuk dapat menggempur resistensi insulin tersebut dan memberi kesempatan gula untuk masuk ke dalam sel-sel tubuh. Jika kondisi ini tidak segera diperbaiki, pankreas akan kelelahan dan kemampuannya untuk menghasilkan insulin menurun sehingga gula akan menumpuk di dalam darah. 

Diabetes tipe 2 yang merupakan tipe yang paling umum dapat terjadi pada usia berapapun dan sering dapat dicegah. Berikut ini gejalanya:

1. Berat badan turun dengan cepat Buat penderita diabetes, jangan senang dulu jika berat badan Anda turun dengan cepat. Ini bukan diakibatkan karena diet yang sukses, namun lebih disebabkan karena pankreas mulai rusak. Pankreas memiliki tugas memproduksi insulin yang digunakan mengolah glukosa menjadi sumber energi. Karena pankreas pada penderita diabetes gagal mengolah gula menjadi energi, maka terjadilah resistensi insulin. Tubuh kemudian akan mencari sumber energi alternatif dengan membakar cadangan lemak dalam tubuh. Jika cadangan lemak habis, maka sasaran selanjutnya adalah otot. Akibatnya bobot tubuh akan terus menyusut. 

2. Sering Kesemutan gejala ini terjadi karena pembuluh darah yang rusak, sehingga darah yang mengalir di ujung–ujung saraf pun berkurang. 

3. Luka yang sulit sembuh Ini adalah efek lain dari kerusakan pembuluh darah dan saraf selain kesemutan. Kerusakan ini mengakibatkan penderita diabetes tidak merasakan sakit jika mengalami luka. Mereka bahkan kadang tidak sadar telah terluka. Gabungan kadar gula darah yang tinggi dan tidak adanya rasa nyeri, maka luka yang awalnya kecil dapat membesar menjadi borok dan bahkan membusuk. Jika sudah sampai tahap ini, amputasi merupakan satu-satunya jalan keluar atau solusi untuk menyembuhkannya. 

Gejala Diabetes Pada Wanita 

Sementara itu, sayangnya dari beberapa gejala khusus yang sering dialami wanita namun tidak disadari mereka. Lantas, gejala-gejala apa saja itu biasanya hadir itu? Di bawah ini ada beberapa gejala yang dapat Anda harus waspadai dan segera konsultasi ke dokter, menurut Imam, di antaranya sebagai berikut: 

  • Infeksi vagina yang ditandai dengan munculnya keputihan secara berulang, meskipun telah mendapatkan pengobatan. 
  • Wanita yang mempunyai penyakit diabetes lebih mudah terkena infeksi jamur di daerah organ intim karena daerah tersebut mengalami kelambaban cukup tinggi. 
  • Mengalami gangguan fungsi hormonal karena aliran darah tidak lancar. Cenderung mengalami polycystic ovarian syndrome. Keseimbangan hormon terganggu yang akan menganggu sistem reproduksi. 
  • Wanita yang mengalami depresi. 
  • Memiliki kadar kolesterol yang tinggi dibanding pria


Pengobatan Terhadap Diabetes

Diabetes tidak dapat disembuhkan, tetapi bisa dikendalikan melalui beberapa cara. Hal ini terutama mencakup insulin, obat-obatan, kontrol makanan, dan olahraga. Pilihan-pilihan pengendalian terhadap diabetes bergantung pada jenis diabetes dan tingkat keparahannya.

Tujuan pengobatan diabetes, yaitu :

– Mencapai kadar gula darah terbaik yang tepat bagi Anda
– Memberikan keinginan dari gejala-gejala diabetes
– Menyeimbangkan makan, olahraga, dan obat-obatan atau insulin
– Mengurangi faktor resiko yang terkait dengan komplikasi, seperti obesitas, merokok, kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi
– Memastikan pertumbuhan yang normal pada anak-anak dan orang dewasa muda yang mengidap diabetes
– Mempertahankan berat badan yang normal
– Mencegah komplikasi akut seperti ketoasidosis dan infeksi
– Mencegah, jika mungkin atau mendeteksi sedini mungkin dan menangani komplikasi kronis

0 komentar:

Posting Komentar

Feedback yang baik dari anda sangat berarti bagi kami.

Tentang Training Centre

PT PRASETYA QUALITY – Sebagai penyediakan Jasa Konsultasi, Pelatihan dan Sertifikasi yang berkualitas dan sesuai dengan standarisasi baik secara nasional dan internasional, kami yakin bahwa ProgramPelatihan Leadership yang ditawarkan akan mampu memberikan kontribusi yang maksimal kepada pihak perusahaan.
-
Ditunjang oleh tenaga ahli yang berpengalaman dan Professional dibidangnya, Kami PT PRASETYA QUALITY – Jakarta sebagai perusahaan konsultan safety akan selalu siap memberikan pelayanan yang terbaik yang sesuai dengan kebutuhan Klien. Untuk itu, kami akan selalu berusaha dan menjaga kepercayaan yang telah terjalin untuk selalu siap memfasilitasi segala keinginan Manajamen.